Rabu, 13 Maret 2013

makalah behaviorisme


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Teori- teori Pembelajaran dalam Desain Pembelajaran Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi dapat meningkatkan nilai para pelajar, sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Teknologi juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Dengan kata lain, penggunaan media menggunakan audio visual atau komputer media dapat membantu siswa itu memperoleh pelajaran bermanfaat.
Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu: (A) teori belajar behaviorisme; (B) teori belajar kognitivisme; (C) teori belajar konstruktivisme; (D) teori belajar humanisme dan (E) teori belajar gestalt

B. Identifikasi Masalah
1.      Apa pengertian dari Behaviorisme?
2.      Siapa saja tokoh-tokoh Behaviorisme?
3.      Apa pendekatan behaviorisme?
C. Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui Pengertian Behaviorisme
2.      Mengetahui Tokoh-tokoh behaviorisme
3.      Mengetahui Pendekatan Behaviorisme

D. Metode Penulisan
Penelitian di atas dilaksanakan dengan menggunakan metode kepustakaan dan browsing dari internet.
E. Manfaat Penulisan
                 Hasil penulisan di atas dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Sehingga semakin mengetahui berbagai jenis kurikulum yang pernah dan sampai saat ini masih digunakan di sekolah. Selain itu, hasil penulisan ini dapat menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat luas khususnya mahasiswa tentang behaviorisme
F. Sistematika Penulisan

Karya tulis tersusun dalam tiga bab.

Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang masalah
B.     Identifikasi masalah
C.     Tujuan penulisan
D.    Metode penulisan
E.     Kegunaan penulisan
F.      Sistematika penulisan

Bab II Pembahasan

A.    Mengetahui pengertian dari Kurikulum berbasis Kompetensi
B.     Mengetahui tahap-tahap apa saja dalam mengelola Kurikulum
C.     Mengetahui Pengertian Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

Bab III berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN DAN DEFINISI BEHAVIORISME

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme  termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandangindividu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadaplingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipundidasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS,merupakan lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagaiobyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemenseperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkahlebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masihmemfokuskan diri pada proses-proses mental.
Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahamantentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnyaBehaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.

B.           TOKOH-TOKOH BEHAVIORISME

Edward Lee Thorndike (1874-1874-1949)

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anataraperistiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori“connectionism”. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkanpada sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop didalam sangkar disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error.
 Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai responterhadap berbagai situasi, adal eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, adakemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

Thorndike menemukan hukum-hukum.
·         Hukum kesiapan (Law of Readiness)Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulusmaka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehinggaasosaiasi cenderung diperkuat.
·         Hukum latihanSemakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebutsemakin kuat.
·                  Hukum akibatHubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dancenderung diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.

Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) dan Watson

Pavlo mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan inianjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penandawaktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyianyang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebutditerapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara menggantistimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan responyang diinginkan.
Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar.Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanyasyarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teoriini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
Carlk L. Hull
Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsireinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor. Dalammempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari interveningvariable (atau yang juga dikenal sebagai unsur O (organisma). Faktor O adalah kondisiinternal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output.
Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalanbelajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontroltingkah laku. Pda teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehinggaanak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning.Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli.Bila tidak menunjukkan stimulimaka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Gurumemiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan Skinner membagi menjadi 2 jenis respon.1. RespondenRespon yang terjadi karena stimulus khusus misalnya Pavlo.2. OperansRespon yang terjadi karena situasi random.
Operans conditioning adalah suatu prosespenguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulangkembali atau menghilang sesuai keinginan.
Prinsip belajar Skinners adalah :
·         Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.
·         Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakansebagai sistem modul.
·         Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakanhukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.
·         Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiahdiberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.5. dalam pembelajaran digunakan shapping

Robert Gagne (1916-2002)
            Teori gagne banyak dipakai untuk mendisain Software instructional (Program berupaDrill Tutorial). Kontribusi terbesar dari teori instructional Gagne adalah 9 kondisiinstructional:
1. Gaining attention = mendapatkan perhatian
2. intorm learner of objectives = menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akandicapai
3. stimulate recall of prerequisite learning = stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan belajar.
4. Present new material = penyajian materi baru
5. Provide guidance = menyediakan pembimbingan
6. Elicit performance = memunculkan tindakan
7. Provide feedback about correctness = siap memberi umpan balik langsung terhadaphasil yang baik 
8. Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan
9. Enhance retention and recall = meningkatkan proses penyimpanan memori danmengingat.
Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.

Albert Bandura (1925-sekarang)

Teori belajar Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap danemosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteksinteraksi tingkah laku timbale balik yang berkesinambungan antara kognitine perilakudan pengaruh lingkungan. Factor-faktor yang berproses dalam observasi adalahperhatian, mengingat, produksi motorik, motivasi.Aplikasi teori behaviouristik terhadap pembelajaran siswaGuru yang menggunakan paradigma behaviourisme akan menyusun bahan pelajaranyang sudah siap sehingga tujuan npembelajaran yang dikuasai siswa disampaikansecara utuh oleh guru.
 Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh.Bahan pelajaran disusun hierarki dari yang sederhana sampai yang kompleks. Hasildari pembelajaran dapat diukur dan diamati, kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yangdiharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkanKekurangan dan kelebihanMetode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure kecepatan spontanitas kelenturan dayatahan dsb.
Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masihmembutuhkan peran orang tua. Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswayang berpusat pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Muriddipandang pasif, murid hanya mendengarkan,menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipundidasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS,merupakan lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagaiobyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalamelemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudahmelangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubahpemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnyaBehaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt.Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang diAS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.


  1. Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran
                 Untuk mengaitkan teori behaviorisme dengan praktik pembelajaran,perlu dipahami terlebih dulu,mengenai prinsip belajar menerut behaviorisme. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Teori ini beranggapan bahwa yabg dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku.seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukan perubahan tingkah laku tertentu. Perubahan perilaku itu bias negative atau positif bergantung apa yang ingin dipelajari.
2.      Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,yang terjadi karena hubungan stimulus dan respon,sedangkan proses yang terjadi antara stimulus respon,yang tidak dapat diamati itu tidak penting.
3.      Perlunya Reinforcement untul memunculkan perilaku yang diharapkan. Respons akan semakin kuat jikareinforcement(baik positif maupun negative) ditambah.
                 Penekanan proses belajar menurut teori behaviorisme ini adalah hubungan stimulus dan respon. Dengan demikian,agar pembelajaran dikelas menjadi efektif,hendakya guru perlu memperhatikan  hal-hal berikut:
a.       Guru hendaknya memilih jenis stimulus yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta dapat memberikan respon yang diharapkan.
b.      Guru hendaknya menentukan jenis respon yang harus dimunculkan oleh peserta didik. Untuk mengetahui apakah respons yang ditunjukan peserta didik benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan,guru harus mampu menetapkan bahwa respons itu dapat diamati dan diuku.
c.       Guru perlu memberikan reward yang tepat untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan muncul dari peserta didiknya.
d.      Guru hendaknya segera memberikan umpan balik secara langsung,sehingga sipelajar dapat mengetahui apakah respons yang diberikan telah benar tau belum.

Ì Meningkatkan Perilaku yang Diinginkan
                 Enam strategi pengkondisian operan dapat dignakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan,yaitu :memilih penguat yang efektif,membuat penguat yang bergantung dan tepat waktu,memilih jadwal terbaikuntuk penguatan,mempertimbangkan membuat perjanjian kontrak,menggunakan penguatan negative secara efektif,dan menggunakan arahan seta pembentukan

1.      Memilih Penguat yang Efektif
Guru harus mampu menemukan penguat mana yang berhasil dengan paling baik untuk setiap peserta didiknya, yaitu membedakan setiap individu dalam menggunakan penguat tertentu. Satu jenis penguat tertentu untuk peserta didik A belum tentu cocok untuk peserta didik B. contoh: peserta didik A cocok dengan penguat pujian,peserta didikC cocok dengan aktivitas dengan diberikan aktivitas tertentu yang disukai, dan lain-lain. Untuk mengetahui penguat mana yang disukai dapat ditanyakan langsung kepada peserta didik tentang penguat mana yang paling disukai atau dengan memeriksa sejarah penguatan dari guru lain.

2.      Membuat penguat menjadi bergantung pada tepat dan waktu.
Agar penguat efektif, guru harus memberikan penguat secara tepat waktu dan segera mungkin setelah anak menampilkan perilaku tertentu yang diharapkan.
3.      Pilih jadwal terbaik untuk penguatan
Guru harus memilih jadwal penguatan terbaik sesuai dengan tuntutan perilaku peserta didik yang diharapkan guru. Pilihan jadwal tersebut adalah; jadwal rasio tetap, jadwal rasio variabel, jadwal interval tetap, dan jadwal interval variabel, dan ke empat jenis jadwal penguatan sudah diuraikan sebelumnya.

4.      Pertimbangan untuk Membuat Kontrak
Analisis perilaku terapan menyarankan bahwa kontrak kelas seharusnya merupakan hasil masukan dari guru maupun peserta didik. Pembuatan kontrak melibatkan pembuatan ketergantungan penguatan secara tertulis. Jika masalah timbul, dan peserta didik ingkar janji, guru dapat menunjukkan kontrak yang telah mereka setujui.

5.      Gunakan Pnguatan Negatif secara efektif
Penguatan negative, meningkatkan frekuensi respon dengan menghilangkan stimulus yang tidak disukai. Contoh: stimulus guru yang sering mengkritik atau tidak menghargai jawaban serta pertanyaan peserta didik  harus dihilangkan agar frekuensi bertanya dan frekuensi berani menjawab semakin meningkat.

6.      Gunakan Arahan dan Pembentukan
Arahan merupakan stimulus yang ditambahkan atau isyarat yang diberikan tepat sebelum terjadinya kemungkinan peningkatan respon yang diinginkan. Arahan membantu perilaku terjadi. Setelah peserta didik secara konsisten memperlihatkan respon yang benar, arahan tidak lagi dibutuhkan. Jika arahan belum mampu membuat peserta didik menampilkan perilaku yang diharapkan, guru perlu membantu dengan pembentukan. Pembentukan (shaping) melibatkan pembelajaran perilaku baru dengan memperkuat perkiraan secara berturut-turut terhadap suatu perilaku sasaran.
Mengurangi Perilaku yang Tidak Diinginkan
            Ada beberapa langkah yang dapat digunaka guru untuk mengurangi perilaku anak yang tidak diinginkan, seperti: menganggu teman, memonopoli diskusi kelas, bersikap sok tau pada guru (Alberto & Troutman dalam Santrouck)
1.      Gunakan Penguatan Deferensial
Dalam penguatan deferensial, guru memperkuat perilaku yang lebih pantas atau perilaku yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan anak tersebut. Contoh: guru dapat memperkuat pesrta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan komputer dari pada komputer hanya dipakai untuk memainkan game.
2.      Hentikan Penguatan (Extinction)
Tanpa disengaja guru memberikan penguatan positif yang justru membuat perilaku pesrta didik yang tidak diharapkan semakin terpelihara. Dengan demikian,guru harus segera menghentikan penguatan positif tersbut agar perilaku yang tidak diharapkan menurun atau hilang dan guru memberikan penguatan positif lagi setelah perilaku yang diharapkan muncul. Contoh, guru selalu memberi perhatian pada pesrta didik yang selalu bertanya dan menjawab dalam acara diskusi kelompok, akhirnya ada pesrta didik yang tanpa sadar mendominasi peserta didik lain hanya untuk mengejar pujian atau nilai. Dalam kasus ini, guru segera menghentikan penguatan dengan cara meminta pesrta didik tersebut agar memberi kesempatan pada teman lain yang belum aktif
3.      Hilangkan Stimulus yang Diinginkan
Jika menghentikan pemberian penguatan tetap tidak berhasil meningkatkan respon diharapkan, penghilangan stimulus yang diinginkan harus dilakukan oleh guru, dengan cara time out dan respon cost. Time out adalah penghentian penguatan positif terhadap seseorang untuk sementara yaitu hamper sama dengan penghentian penguatan, yang berbeda adalah waktu penghentian penguatan positif lebih lama sampai terbentuk lagi perilaku yang diingikan.
Biaya respon (respon cost) adalah menjauhkan atau menganbil penguatan-penguatan positif dari seseorang, seperti peserta didik kehilangan hak istimewa tertentu, guru dapat menghilangkan waktu 10 menit istirahatnya atau menghilangkan haknya untuk menjadi pemantau kelas.
4.      Hadirkan Stimulus yang Tidak Disukai (Hukuman)
Jenis stimulus yang tidak disukai dan paling umum digunakan guru adalah teguran verbal serta disertai dengan kerutan dahi atau kontak mata. Tindakan ini lebih efektif digunakan ketika guru berada dekat dengan peserta didik. Teeguran tidak harus disertai bentakan atau teriakan, yang seringkali hanya menaikkan tingkat kegaduhan dikelas dan menjadikan guru sebagai model yang tidak terkendali bagi peserta didik.
Kesimpulan

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme  termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Untuk mengaitkan teori behaviorisme dengan praktik pembelajaran,perlu dipahami terlebih dulu,mengenai prinsip belajar menerut behaviorisme.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Hard,rand.2012.Teori Belajar Behavioristik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran.(online) http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/tugas-kuliah/teori-belajar-behavioristik-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/.Diakses pada 14 September 2012 pukul 15.00 WIB

Karwono.2010.Belajar Dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber      Belajar.Ciputat:Cerdas Jaya.

Setiawan,adi.2011.Teori Behavioristik Dan Landasan Filosofisnya.(online)

Zidan.2011.Teori Belajar Behavioristik.(online)
A.M.Sardiman, 2008. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja grafindo persada
Brennan,James F, 2006. Sejarah dan sistem psikologi. Jakarta: PT Raja grafindo persada
Hamalik, Oemar, 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara
Sanjaya, Wina, 2009.  Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.  Jakarta: Kencana prenada media group



Tidak ada komentar:

Posting Komentar